CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Monday, 16 August 2010

Fenomena Mata Serigala di langit Sidoarjo JL. Pahlawan




ALLAH AKBAR…ALLAH AKBAR…ALLAH AKBAR.

SubhanaLLah, Maha Suci ALLAH..

Hari tanggal 16-08-2010, pukul 5.40 WIB. Pas Adzan Maghrib berkumandang, Ibu daN adik saya yang paling kecil keluar rumah ( Teras Rumah) dengan maksud untuk untuk memastikan sudah Adzan Maghrib apa beLum?. Ternyata tanpa diduga-duga, adik saya bilang gini ke Ibu “Mama, ada mata awan.”. Sorak serentak Ibu saya langsung melihat ke awan. Dan ternyata ada sosok bentuk sepasang mata, yang menyerupai mata serigala lengkap dengan moncongnya. Saking terkejutnya Ibu saya tersebut, Ibu dan Adik saya langsung memanggil saya. Saya pun langsung menghampiri mereka berdua yang sedang berada di teras rumah. Lalu saya langsung cepat2 mengambil kamera, dan segera mengabadikan fenomena langkah tersebut. 3 jepretan kamera lsg saya ambil. Betapa besarnya keesaan ALLAH, yang tiada satupun dapat mengalahkannya. Apa dengan munculnya fenomene langkah tersebut:Memberi peLajaran buat kita semua untuk selalu ingat pada keagungan Tuhan (ALLAH). Semoga saja dengan saya menulis artikel ini, dapat mengajak para muslimin dan musliman untuk selalu meningkatkan kadar keimanan kita kepada ALLAH…

AMIN…

Friday, 14 May 2010

Malaysia Legalkan Taruhan Bola Keputusan pemerintah jiran menuai protes.

Malaysia Legalkan Taruhan Bola
Keputusan pemerintah jiran menuai protes. Menurut pendemo, judi akan merusak moral bangsa.

VIVAnews - Sekitar 300 warga muslim Malaysia melakukan unjuk rasa untuk menentang keputusan pemerintah melegalkan taruhan dalam sejumlah pertandingan olahraga, Jumat 14 Mei 2010.

Menurut para pengunjuk rasa, pelegalan judi akan merusak moral generasi muda dan meningkatkan masalah sosial.

Para pengunjuk rasa berkumpul di depan sebuah masjid di Kuala Lumpur seusai ibadah salat Jumat. Mereka membawa spanduk-spanduk bertuliskan 'Say No to Gambling' sambil meneriakkan 'Long live Islam' dan 'Down with gambling.' Mereka membubarkan diri atas perintah aparat kepolisian setelah sepuluh menit melakukan aksi.

Unjuk rasa terjadi setelah Ascot Sports, sebuah perusahaan yang berkaitan dengan taipan Vincent Tan, pekan ini mengatakan mereka telah mendapat izin pemerintah untuk memberikan layanan taruhan dalam event olahraga internasional, seperti sepakbola, basket, balap motor, tenis, dan golf.

Layanan taruhan itu menurut rencana akan mulai dibuka pada Agustus mendatang.

"Perjudian itu hanya akan membuat orang kaya dan bos-bos judi makin kaya, tetapi rakyat akan menderita," kata Kamarulzaman Mohamad dari partai oposisi Pan-Malaysian Islamic Party, dalam aksi unjuk rasa.

"Pendekatan ini akan mendorong anak-anak muda untuk berjudi," lanjutnya. Mereka menuntut agar pemerintah mencabut lisensi judi tersebut.

Perjudian merupakan isu sensitif di negara mayoritas muslim tersebut. Umat muslim tidak diizinkan berjudi atau bertaruh. Namun, kalangan non-muslim bisa membeli lotere, bertaruh dalam pertandingan balap kuda, atau mendatangi kasino satu-satunya di Malaysia.

Pemerintah sendiri berkata bahwa melegalkan taruhan dalam pertandingan olahraga bagi kalangan non muslim akan mengurangi perjudian ilegal.

Judi ilegal diperkirakan meraup keuntungan miliaran dolar dan dengan melegalkan judi, peti uang negara bisa bertambah hingga US$1,2 miliar dari penerimaan pajak. Umat muslim yang mencakup 60 persen dari total populasi tidak diperbolehkan untuk ikut bertaruh. (Associated Press)

(umi)

• VIVAnews

Friday, 15 January 2010

Renungan Kehidupan

Tempat Mencari Pahala

Pahala adalah hadiah yang diberikan Allah kepada manusia apabila ia lulus dari ujian yang dihadapinya. Ujian-ujian ini padadasarnya terletak pada dua jalur, yaitu jalur hablum-minallah dan jalur hablum-minannas. Pada kedua jalur ini, Allah dan Rasul-Nya tellah menentukan “aturan main” bagaimana manusia itu harus bersikap. Misalnya saja, dalam jalur hablum-minallah manusia diwajibkan shalat; da dalam jalur hablum-minannas manusia diwajibkan berbuat baik terhadap sesamanya. Semua “aturan main” ini tertuang lengkap dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW.

Barangsiapa yang dapat tetap patuh melaksanakan “aturan main” ini, dengan niat semata-mata karena Allah, maka ia disebut orang yang bertaqwa. Dan dia akan memperoleh pahala, yang kelak akan dirasakan kenikmatannya di akhirat nanti. Jadi dengan perkataan lain, lading tempat mencari pahala itu terletak pada jalur hablum minallah dan jalur hablum-minannas, karena pada dua jalur inilah Allah menguji ketaatan manusia mematuhi aturan-aturan yang ditentukan-Nya dalam Al-Qur’an dan Hadits.

Allah melengkapi manusia dengan mata, telinga, dan hati bukan tanpa tujuan. “perlengkapan” ini merupakan sarana bagi Allah untuk menguji manusia, apakah dalam setiap situasi dan kondisi -baik atau pun buruk- ia mampu tetap taat mengikuti “aturan main” yang sudah ditetapkan-Nya atau tidak.

Simaklah baik-baik Surat Al-Insaan: 2, 3 berikut:

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (Al-Insaan: 2, 3)

Supir ugal-ugalan di jalan raya, atasan yang menjengkelkan, kolega yang picik, atau pun teman yang menyebalkan, ini semua terjadi karena Allah melengkapi kita dengan mata, telinga, dan hati. Oleh karena itu, orang-orang negatif ini harus dipandang sebagai ujian Allah pada jalur hablum-minannas. Apabila orang-orang ini dapat kita hadapi sesuai dengan tuntunan yang diberikan-Nya melalui Rasul-Nya, maka berarti kita lulus. Sebaliknya, bila mereka itu kita hadapi dengan emosi atau nafsu, maka berarti kita gagal. Hendaklah kita senantiasa mengingat pengalaman para bijak, “Kepuasan sejati bukanlah menuruti hawa nafsu, tetapi kepuasan sejati adalah keberhasilan menahan diri untuk tidak mengikuti hawa nafsu.

Dengan demikian, dapatlah dimengerti, bahwa semua masalah, baik itu masalah hubungan dengan Allah (seperti misalnya rasa malas mendirikan shalat), maupun masalah hubungan dengan manusia (misalnya menghadapi orang yang menyebalkan), pada hakikatnya adalah hendak menguji kita, mampu atau tidak untuk bersikap sesuai dengan kehendak Allah dan Rasulullah SAW. Bila ujian ini berhasilkita atasi, artinya kita tetap taat bertindak menurut ketentuan Al-Qur’an dan hadits dengan niat “lillahi ta’ala”, maka tindakan kita itu dikategorikan sebagai amal saleh, yang kelak akan diganjar dengan pahala. Dengan demikian, semakin banyak amal saleh yang kita lakukan, maka semakin besar kemungkinan kita untuk masuk ke dalam surga. Lihatlah penegasan Allah dalam Al-Qur’an berikut ini:

Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh baik ia laki-laki maupun perempuan sedangkan ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun. (An-Nisaa: 124)

Dan surga itu diberikan kepada kamu berdasarkan amal yang telah kamu kerjakan. (Az-Zukhruf: 72)

Sesungguhnya orang-orang yag beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya. (Al-Kahfi: 107, 108)

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah:82)

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga …… (An-Nisaa: 57)

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. (Al-A’raaf: 42)

Dengan memahami hal di atas, akan dapat mencegah Nanda tertipu dan terlena mengikuti emosi atau pikiran negatif, sehingga tidak akan menyimpang dari aturan main yang ditetapkan-Nya. Dan insya Allah Nanda tidak akan mengalami stress atau pun menjadi pendendam.

Adapun salah satu kiat untuk mengatasi kecenderungan hati pada hal-hal yang negatif, adalah dengan mengendalikan mata. Bila kita renungkan, mata itu pada hakikatnya adalah hanya alat (scanner) yang memasukkan informasi ke dalam hati. Informasi yang masuk ke dalam hati ini, akan menimbulkan kesan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, ada seorang penderita penyakit kusta. Bila yang difokuskan oleh mata itu adalah penyekitnya, maka niscaya hati akan niscaya hati akan memunculkan kesan jijik. Tetapi bila yang difokuskan oleh mata segi manusiawinya, maka yang akan timbul adalah rasa iba. Dikisahkan bahwa nabi Isa AS. ketika berjalan dengan para muridnya, pernah menemukan bangkai seekor anjing. Para muridnya serentak menutup hidung sambil menunjukkan rasa jijiknya. Namun nabi Isa AS. tersenyum seolah-olah ia tidak melihat ada bangkai di hadapannya. Beliau berkata, “Coba lihat giginya, betapa putihnya!” Inti pelajaran yang diberikan oleh nabi Isa AS. itu ialah, bila mata dapat dikendalikan hanya untuk melihat kejadian dari segi-segi positifnya saja, maka niscaya hati tidak akan memunculkan kesan negatif.

Kita dapat menggunakan “ilmu” nabi Isa tersebut untuk meredam rasa iri hati yang kadang-kadang muncul secara spontan ketika mendenagr ada teman kita yang lebih sukses atau lebih kaya dari kita. Caranya yaitu dengan tidak memandang pada pangkat atau harta yang dimilikinya, tetapi dengan mengingat pada kenyataan, bahwa soal rezeki itu memang dibuat Allah berbeda-beda. Hal ini dilakukan-Nya semata-mata untuk menguji manusia.

….. Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. (Al-An’am: 155)

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (An-Nisaa’: 32)

Nabi Muhammad SAW pun tampaknya sangat menyadari betapa beratnya beban orang yang dititipi harta yang banyak. Hal ini tampak pada perilaku hidupnya yang terkenal sederhana. Pada salah satu haditsnya diriwayatkan:

Rasulullah SAW bersabda : “Tuhanku telah menawarkan kepadaku untuk menjadikan lapangan di kota Mekah menjadi emas. Aku berkata, “Jangan Engkau jadikan emas wahai Tuhan! Tetapi cukuplah bagiku merasa kenyang sehari, lapar sehari. Apabila aku lapar, maka aku dapat menghadap dan mengingat-Mu, dan ketika aku kenyang aku dapat bersyukur memuji-Mu.” (HR. Ahmad & Tarmidzi)

Sesungguhnya Allah telah melihat kepada rupa dan hartamu, tetapi Allah melihat kepada hati dan amalmu. (HR. Muslim)


Copyright from :